Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Andrea Belotti dan Pentingnya Solidaritas Sesama Pemain Sepak Bola

sumber: caughtoffside.com

Sosial media selama seminggu terakhir menyoroti keputusan wasit-wasit di Liga Inggris yang dianggap tidak kompeten dalam memimpin pertandingan.  Pemicu utamanya adalah David Luiz dan Jan Bednarek yang menerima kartu merah dan mengakibatkan timnya diganjar tendangan dari titik 12 pas di dua pertandingan yang berbeda.

David Luiz diduga melakukan pelanggaran berat setelah diduga secara sengaja menjatuhkan Willian Jose di kotak terlarang. Kala itu Arsenal sedang unggul 1-0 di markas Wolverhampton. Ruben Neves yang menjadi eksekutor sukses menunaikan tugas dengan baik untuk menyamakan kedudukan sebelum akhirnya pertandingan berakhir dengan manis bagi tim tuan rumah dengan skor 2-1. 

Tidak hanya Luiz, petaka malang juga menimpa Jan Bednarek saat Southampton bertandang ke Old Trafford pada 3 Februari 2021. Bek Southampton tersebut dianggap secara sengaja menjatuhkan Anthony Martial di kotak pinalti saat timnya sudah tertinggal 7 gol dari Manchester United. Ia menerima kartu merah dan Manchester United dihadiahi tendangan pinalti. Bruno Fernandes sukses menjadi algojo sebelum Daniel James menambah pundi-pundi gol Setan Merah. Pertandingan berakhir dengan skor 9 gol tanpa balas bagi Manchester United. 

Craig Pawson yang memimpin pertandingan Arsenal kontra Wolverhampton diduga terlalu berlebihan ketika mengganjar David Luiz dengan kartu merah. Willian Jose pada momen tersebut sanggup melepaskan diri dari kawalan dua bek tengah Arsenal. Luiz yang mengejar di belakangnya terlihat melakukan kontak dengan Willian Jose sehingga penyerang asal Brazil tersebut terjatuh di kotak pinalti Arsenal. 

Pawson yang menunjuk tendangan pinalti di kotak terlarang lalu melihat rekaman kejadian tersebut dengan bantuan Video Assistant Referee (VAR). Video yang beredar luas memperlihatkan Willian Jose membuat kontak dengan lututnya Luiz sebelum akhirnya terjatuh. Keputusan Pawson untuk mengganjar kartu merah kepada Luiz dan pinalti bagi Wolves tidak berubah setelah meninjau rekaman kejadian tersebut. 

Meskipun banyak pembelaan yang menyatakan ketidaksengajaan Luiz, Paul Walton, wasit Liga Premier Inggris 2003 - 2012, berpendapat bahwa peraturan tidak dapat membedakan intensi seorang pemain secara objektif. Oleh karena itu seorang wasit hanya melihat dan menyimpulkan dari keterjangkauan pemain untuk merebut bola yang sedang digiring oleh lawannya. Hal ini juga yang dirasa layak menjadi alasan Jan Bednarek diberikan kartu merah di pertandingannya kontra The Red Devils.  

Keputusan wasit sudah bulat dan pembelaan yang diajukan oleh pemain dan manajer sangat sulit mengubah pendirian wasit. Akan tetapi, Andrea Belotti tahu bahwa pemain lawan memiliki peluang lebih untuk mengubah keputusan wasit. 

Pada laga Atalanta kontra Torino, penyerang berusia 27 tahun tersebut dijatuhkan oleh seorang bek Atalanta di dekat kotak pinalti. Cristian Romero yang menjatuhkan Belotti dihadiahi kartu kuning oleh wasit Fransesco Forneau dan tendangan bebas diberikan kepada Torino. 

Hal yang terjadi justru membuat kagum para penonton dan masyarakat luas. Belotti berkata kepada wasit bahwa ia tidak terjatuh karena dilanggar oleh Romero, melainkan karena dirinya sendiri. Sang wasit membatalkan keputusannya untuk memberikan kartu kuning kepada bek Atalanta tersebut dan Belotti melakukan tendangan fair play.

Pada saat kejadian, Atalanta unggul 3 gol atas tim tamu dan pertandingan berakhir dengan skor 3-3 untuk kedua tim. Mentalitas tangguh tim tamu layak diacungi jempol, namun kebesaran dan kejujuran hati Belotti juga perlu untuk diberikan apresiasi lebih.

Kapten Torino tersebut merupakan pemain sepak bola profesional dan paham bagaimana keputusan wasit sangat berpengaruh bagi timnya, terutama jika keputusan tersebut dinilai tidak diputuskan secara benar. Keputusan Forneau untuk menghukum Romero dan Atalanta sangat mungkin berbuah gol dan kesalahannya untuk melihat kejadian secara teliti dapat merugikan tim tuan rumah.

Hal ini tentu dapat menjatuhkan mental para pemain Atalanta, meskipun mereka sedang dalam posisi memimpin papan skor. Atas dasar rasa memahami pemain sepak bola, Belotti memutuskan untuk mengatakan kejadian sebenarnya dan tidak mengambil keuntungan dari kesalahan wasit. Ia benar - benar memahami konsekuensi yang terjadi apabila timnya berada di posisi sebaliknya.

Kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi pemain sepak bola manapun, seperti Willian Jose dan Martial, untuk benar-benar memahami perasaan pesepak bola lainnya apabila musuh yang dihadapinya akan menjadi korban kesalahan wasit. Merasakan beratnya berada di posisi yang dirugikan oleh wasit akibat proses pengambilan keputusan yang tidak matang. 

Atas dasar solidaritas sesama pemain sepakbola seharusnya mereka dapat menuntun wasit untuk memberikan keputusan yang adil dan objektif. Pendapat dari seorang tersangka akan tetap disangka sebagai pembelaan, tak peduli seberapa objektifnya pendapat tersebut. Akan tetapi, pendapat korban yang ikut membela tersangka akan memberikan penegasan kepada juru hakim bahwa pendirian sang hakim justru yang mengandung kekeliruan.          

Post a Comment for "Andrea Belotti dan Pentingnya Solidaritas Sesama Pemain Sepak Bola"